Konsep The Role Play Of Digital Evidence
Bagai mana kabarnya semua semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Ammmmiiiiinnn 😂😁Ok Pada kesempatan kali ini kita coba membahas tentang Role Of Evidence dan coba kita mengangkat Contoh pengungkapan kasus cybercrime dan analisa barang bukti menggunakan konsep The role play of digital evidence Terhadap barang bukti yang di sita.
😁😊 Ngga usah panjang lebar langsung aja ke TKP ....!!!
Sebelum ke contoh kasus terlebih dahulu saya akan menjelaskan Role Of Evidence tentang Open dan close System dan relayed by digital device yang bersumber dari buku Angus McKenzie Marchall yang berjudul Digital Corensics, Digital Evidence in Criminal Invesigation. Dalam buku tersebut agus marshall mengatakan bahwa digital device terbagi menjadi dua macam yaitu Closed Systems dan Open Systems.
a. Closed System
Closed system adalah sebuah system yang tidak pernah terkoneksi dengan internet. Dengan tidak terkoneksinya dengan internet yang berarti bahwa system tersebut terisolasi sehingga system itu ebih mudah untuk dikontrol. Setiap system yang tertutup dapat mebuat jaringan sendiri dan saling terkoneksi satu sama lain. System yang tertutup terbentuk dari beberapa system yang saling terhubung namun tidak terkoneksi dengan internet.
b. Open System
Open system adalah kebalikan dari Closed system. Jika di closed system semua system nya tidak pernah terkoneksi dengan internet. Maka open system semua systemnya terkoneksi dengan internet baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak peduli seberapa besar atau kecil jaringan system yang ada yang penting telah terkoneksi dengan internet maka system tersebut dapat dikatakan open system.
Rule of Evidence / Peran Digital Device
Menurut Angus McKenzie Marshal melalui bukunya yang berjudul Digital Forensic, Digital Evidence in criminal Investigation peran digital device terbagi atas 5 yaitu :
1. Witnes
Witnes/Saksi merupakan pengamat pasif dalam sebuah kejadian. Witness tidak memiliki kontak langsun dengan pihat yang terlibat dalam sebuah kasus. Tetapi witness bias menggambarkan aktivitas, kondisi lingkungan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus tersebut.
Witness dalam konsep digital merupakan system yang dapat mengamati kasus yang berkaitan dengan kejadian yang sedang diinvestigasi. Sebagai contoh CCTV dalam sebuah kasus. CCTV tersebut menjadi saksi yang merekam kejadian yang sedang berlangsung CCTV akan erekam kejadian kedalam harddisk. Namau tidak semua saksi adalah murni saksi. Diantara saksi tersebut mungin memiliki keterlibatan dalam aktivitas atau kasus yang terjadi.
2. Tools
Sebuah tool dalam konteks ini merupakan sesuatu yang mempermudah kejadian tersebut, tetapi bukan yang utamanya. Tools tersebut dapat berupa software, sebuah device atau perangkat jadingan yang lengkap.
3. Accomplice
Accomplice merupakan sesuatu yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasislan suatu aktivitas. Tanpanya aktivitas tersebut tidak akan terjadi. Sistem digital tidak dapat membedakan mana yang baik buruk dan juga tidak mengerti akan hokum. Baik buruknya system digital ditentukan oeh penggunanya. Namu, system digital dapat berperan sebagai accomplice ketika terlibat kontak langsung dengan pelaku.
Apabila pelaku menemukan sebuah celah atau kelemahan pada sebuah system, maka pelaku dapat memanfaatkan celah tersebut untuk ditanamkan malware seperti virus, Trojan dan sebagainya pada system tersebut. Yang akan membuat system terinfeksi malware, tentunya hal ini akan menjadi accomplice si pelaku untuk melakukan kejahatan.
4. Victim
Victim atau korban merupakan target dari serangan. Dalam konteks system digital, jarang ditemukan kondisi dimana system adalah murni target dari serangan. Serangan yang terjadi pada system biasanya digunakan sebagai alat untuk menyerang organisasi atau individu yang berkaitan dengan system. Dalam perakteknya, harus diteliti lebih lanjut lagi untu melihat apakah victim ini dapat menjadi accomplice atau tidak
5. Guardian
Guardian merupakan pelindung dari serangan. Sebuah kejahatan hanya akan terjadi tanpa adanya penjagaan yang baik dari system. Semakin baik perlindungan didalam system maka semakin sulit pelaku untuk memberikan serangan.
CONTOH KASUS CYBER CRIME
Pada kesempatan ini saya hanya mengankat 1 kasu saja dari 7 kasus yang saya temukan. jika anda ingin melihat ke 6 kasus yang lainya anda bisa mendownload file Word dengan Cara Klik DISINI
Penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan PT BE
Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/24/17561041/Kejahatan.di.Dunia.Maya.Kian.Berbahaya
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kejahatan lewat internet yang dilaporkan ke Subdit Cyber Crime mencapai 601 kasus pada 2013 atau sekitar 50 kasus per bulan. ”Untuk saat ini, kami bisa menerima sekitar 70 kasus per bulan,” kata Duha.
Berdasarkan data Polda Metro Jaya, kejahatan lewat internet yang dilaporkan ke Subdit Cyber Crime mencapai 601 kasus pada 2013 atau sekitar 50 kasus per bulan. ”Untuk saat ini, kami bisa menerima sekitar 70 kasus per bulan,” kata Duha.
Kasus yang beberapa waktu terakhir diungkap jajaran Polda Metro Jaya di antaranya penipuan yang dilakukan warga Nigeria dibantu warga Indonesia terhadap PT AP dan PT BE. Pelaku mencegat percakapan e-mail dua perusahaan yang tengah bertransaksi. Pelaku DS, warga Nigeria yang masih buron, memalsukan e-mail kedua perusahaan itu. Kedua perusahaan itu merasa tengah berkomunikasi dengan mitranya, padahal dengan tersangka sehingga mereka bersedia saat diminta mentransfer uang senilai miliaran rupiah.
”Warga Nigeria ini memanfaatkan warga Indonesia, biasanya perempuan, untuk diperistri guna mencari rekening buat menampung hasil penipuan,” kata Duha. Para pelaku melakukan e-mail sniffing dengan memakai tool atau software untuk mengendus aliran lalu lintas data keluar dan masuk komputer yang terhubung ke jaringan.
Kasus lain adalah ditangkapnya warga Nigeria, AO alias Az, oleh jajaran Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum karena menipu perusahaan di Rusia, Ghips Biruinta, hingga senilai Rp 3,7 miliar. Pelaku mengirim e-mail seolah-olah dari Top Glove, perusahaan Malaysia yang bekerja sama dengan perusahaan Ghips, meminta pembayaran atas transaksi sejumlah barang. Pelaku bekerja sama dengan warga Indonesia yang berperan menampung uang hasil penipuan.
Selain penipuan lewat e-mail, kasus yang ditangani Polda di antaranya penipuan di media sosial, pornografi anak, hingga pencurian data. Duha mengimbau pengguna internet untuk lebih hati-hati dan waspada. ”Pastikan jika bertransaksi lewat e-mail agar mengecek atau mengonfirmasi. Jika membeli barang online, beli dari perusahaan yang sudah terkenal atau familier. Agar lebih pasti, lakukan transaksi COD (cash on delivery),” katanya. (RAY)
Bukti Digital
· Alat Sniffing
· E-Mail
· Komputer
”Warga Nigeria ini memanfaatkan warga Indonesia, biasanya perempuan, untuk diperistri guna mencari rekening buat menampung hasil penipuan,” kata Duha. Para pelaku melakukan e-mail sniffing dengan memakai tool atau software untuk mengendus aliran lalu lintas data keluar dan masuk komputer yang terhubung ke jaringan.
Kasus lain adalah ditangkapnya warga Nigeria, AO alias Az, oleh jajaran Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum karena menipu perusahaan di Rusia, Ghips Biruinta, hingga senilai Rp 3,7 miliar. Pelaku mengirim e-mail seolah-olah dari Top Glove, perusahaan Malaysia yang bekerja sama dengan perusahaan Ghips, meminta pembayaran atas transaksi sejumlah barang. Pelaku bekerja sama dengan warga Indonesia yang berperan menampung uang hasil penipuan.
Selain penipuan lewat e-mail, kasus yang ditangani Polda di antaranya penipuan di media sosial, pornografi anak, hingga pencurian data. Duha mengimbau pengguna internet untuk lebih hati-hati dan waspada. ”Pastikan jika bertransaksi lewat e-mail agar mengecek atau mengonfirmasi. Jika membeli barang online, beli dari perusahaan yang sudah terkenal atau familier. Agar lebih pasti, lakukan transaksi COD (cash on delivery),” katanya. (RAY)
Bukti Digital
· Alat Sniffing
· Komputer
Peran Dari Bukti Digital
· Alat Sniffing berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
· E-mail berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan e-mail mereka melakukan transaksi sehingga segala aktivitasnya terekam di dalamnya.
REVERENSI
· Alat Sniffing berperan sebagai Tool (Alat) bantu yang mempermudah proses aktivitas, baik berupa software ataupun hadware.
· E-mail berperan sebagai Witnes (Saksi), knapa saksi karena dengan e-mail mereka melakukan transaksi sehingga segala aktivitasnya terekam di dalamnya.
REVERENSI
· Marshall, A. M. (2008). Digital Forensics - Digital Evidence in Criminal Investigation. A John Wiley & Sons, Ltd.
· www.antaranews.com
· http://megapolitan.kompas.com
· www.antaranews.com
· http://megapolitan.kompas.com
0 komentar :
Post a Comment